![]() |
| Lelah menyebabkan kita menguap |
Menguap dipengaruhi oleh beberapa kondisi, yakni saat tubuh merasa kurang tidur, lelah, kenyang maupun ketika kurang oksigen. Seperti yang teman saya bilang (seorang dokter umum), bahwa tubuh kita dirancang ibarat mesin canggih yang bisa melindungi diri sendiri serta mempunyai beberapa alarm proteksi otomatis.
Sinyal untuk menguap secara otomatis dikirimkan saat kita merasa bosan dan lelah. Sinyal tersebut seolah berkata kepada tubuh untuk bangun dan segera sadar kembali alias jangan mengantuk. Tapi kebanyakan sinyal menguap ini dikirimkan ketika kondisi tubuh sudah sangat lelah. Sehingga biasanya kebanyakan orang tertidur setelah menguap. Inilah yang biasanya diartikan sebagai menguap tanda mengantuk. Tidak salah sih, hanya kurang tepat.
Menguap mitosnya merupakan penyakit menular. Dimana kita melihat seseorang menguap, biasanya kita pun tertular dan ikut menguap juga. Para ahli hanya memperkirakan bahwa otak secara tak sadar termanipulasi oleh penglihatan mata saat melihat orang menguap dan mengikutinya beberapa saat kemudian.
Sstt.. ternyata bukan hanya manusia saja loh yang bisa terserang 'penyakit menular' menguap ini, tapi juga monyet. Satu lagi, otak secara otomatis akan mengirim sinyal ngantuk saat tubuh merasa lelah. Ini dimaksudkan agar tubuh segera beristirahat (tidur) guna memulihkan kondisi. Inilah yang menjadi alasan kenapa kita tidak boleh menahan rasa kantuk.
Saat menguap ketika bangun di pagi hari, sebenarnya bukannya mengantuk yang dirasakan oleh tubuh, namun sinyal menguap tersebut dikirimkan otak untuk 'membangunkan' tubuh. Dan biasanya selalu diiringi dengan menggeliat (mulet bahasa jawanya) untuk pemanasan tulang dan otot sebelum tubuh bangun dan kembali beraktivitas.
Jadi kalau sekarang ditanya menguap karena apa, jawabannya??

No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah memberikan komentar yang membangun dan positif. Komentar yang berbau SARA dan negatif lainnya akan dihapus.