Friday, September 7, 2012

Nasib Pasar Tradisional Tertekan Pasar Modern Karena Tidak Mengikuti Jaman?

Perbandingan pasar tradisional dan modern

Keberadaan pasar tradisional semakin memprihatinkan sejak menjamurnya pasar modern di Indonesia. Calon runtuhnya rezim pasar tradisional ini akan berakibat fatal, yakni banyaknya pengangguran akibat gulung tikarnya para pedagang pasar tradisional.

Sudah bisa diramalkan

Fenomena ini sebenarnya sudah bisa diramalkan. Suatu bisnis model lama, jika tidak berkembang dan mengikuti perkembangan jaman akan habis dimakan waktu. Contohnya sudah banyak, seperti berikut misalnya:

- Video VHS
Video VHS ini dulu sangat ngetren di kala saya masih duduk di kelas 3 SD. Tapi keberadaannya mulai tergantikan ketika saya beranjak SMP. Sejak munculnya kepingan VCD, VHS dan produsennya seakan dilupakan begitu saja.

- Kaset tape, CD dan playernya
Bagi penggemar musik, siapa sih yang tak pernah memiliki kaset tape? Dulu kegiatan copy-mengopy kaset sering saya lakukan. Bukan bermaksud untuk dijual lagi, tapi lebih kepada penyelamatan dimana kaset tape yang lama digunakan pasti akan melar dan suaranya berubah. Karena kelemahannya inilah, keberadaan kaset tape langsung merosot tajam setelah adanya CD (Compact Disc). Kaset tape merosot tajam, demikian juga dengan playernya. CD pun tak jauh berbeda, hanya sebentar sejak kemunculannya, keberadaannya langsung digantikan oleh MP3 dan MP3 player. Harga MP3 yang cenderung murah dibanding player-player lain membuat MP3 begitu diminati.

- Nokia dan Kodak
Ponsel sejuta umat, begitulah kata orang ketika melihat ponsel dengan merk Nokia. Ponsel merk ini pun menjadi ponsel idaman saya dulu. Tapi karena kurang cepat mengikuti jaman, Nokia harus rela kehilangan jutaan pelanggan setianya. Bahkan Nokia dikabarkan akan segera bangkrut menyusul Kodak. Ya, Kodak juga bangkrut karena tak mampu mengikuti perkembangan jaman.

Hukum alam, yang maju yang menang

Melihat perkembangan jaman yang begitu cepat dan sulit diduga, sudah bukan hal yang aneh jika hal-hal yang lama bisa dengan mudah tersingkirkan. Contohnya saja pasar tradisional. Keberadaan pasar tradisional yang cenderung kotor, bau, becek, gelap, bau badan penjualnya, berdesak-desakan serta tatanan yang tidak rapi membuat banyak orang lebih memilih berbelanja di pasar modern.

Harga kini bukan lagi masalah jika yang dicari ialah kebersihan, ruangan yang dingin berAC, kelengkapan, kehigienisan yang terjamin, jam buka yang lebih lama serta lahan parkir yang memadai. Hukum alam pun kembali berjaya ketika pasar modern bisa menghadirkan produk dengan harga yang sama atau bahkan lebih murah (dengan promo-promonya) dibanding pasar tradisional. Kalau sudah begini, nasib pasar tradisional hanya tinggal tunggu waktu.

Siapa yang salah?

Peraturan untuk membatasi banyaknya serta jarak lokasi dibangunnya pasar modern/minimart sebenarnya sudah ada. Peraturan ini dimaksudkan untuk menjaga agar keberadaan pasar tradisional tidak tergusur. Namun, kenyataan di lapangan seringkali bertolak belakang. Dimana pasar tradisional kerap berdekatan dengan pasar modern.

Jika berbicara soal peraturan, sudah jelas pelanggaran adalah suatu kesalahan. Dengan kata lain pemda setempat patut dipertanyakan kinerjanya.

Kesimpulannya

Jika memang pasar modern menyalahi aturan, wajib ditindak. Yang tidak kalah bijaksana, para pedagang pasar tradisional diharapkan bisa membuka pikiran mengenai perkembangan jaman. Tentu saja peran pemerintah untuk membantu warganya agar bisa maju mengikuti jaman bahkan bisa menciptakan kemajuan di jamannya.

Gampangnya, jika pasar modern tergusur karena pelanggaran masalah hukum, maka jangan keberatan jika pasar modern ditutup paksa. Sebaliknya, jika pasar tradisional tidak mampu mengikuti perkembangan jaman, maka jangan keberatan jika terpaksa tutup. Jika tidak bisa menciptakan jaman, amannya ialah mengikuti perkembangan jaman.

Anda sendiri lebih memilih belanja di pasar mana?

8 comments:

  1. sementara ini saya masih sering belanja di pasar tradisional, kebetulan rumah saya dekat dengan pasar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo deket dengan pasar tradisional ga perlu ke pasar modern ya mbak, lebih praktis.

      Delete
  2. kalau di daerah saya, pasar tradisional memang lama-lama terkalahkan oleh minimarket, toko-toko kecil yang merubah kiosnya seperti mall, sebab mereka mengikuti perkembangan juga. Pembeli lebih senang memilih-milih barang sendiri, meskipun itu penjual sayur & bumbu2 dapur. Dan saya perhatikan juga banyak pedagang yang berjualan dari rumah ke rumah. Penjual apa pun sekarang banyak yang mendatangi rumah.
    Kalau saya lebih memilih pedagang yang datang ke jalan depan rumah saya. :D
    Salam...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pedagang yang datang memang lebih enak karena tak perlu keluar rumah. Mungkin di masa mendatang minimarket akan jadi minimarket berjalan ya :P

      Delete
  3. Kalau memilih kenyamana pasti saya pilih pasar moderen. sudah dingin, bersih dan gak takut dibohongi. tp kalau mikir bahwa uang yg saya belanjakan lari ke perusahaan besar, ada perasaan gak rela jg

    ReplyDelete
  4. sbnrnya aku suka ke pasar tradisional krn lbh rela uangku masuk ke kantong pedagang disitu.. cm kdg nyerah aja deh kl hrs tawar menawar krn aku gk bs nawar..jd aku kdg pilih ke minimarket yg hrg pas aja ^_^
    eh tp kl ada tmn yg bs nawar aku hayuukk aja deh ke pasar radisional :D hehehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. banyak yg gak rela kalo uangnya masuk di kantong pedagang pasar modern ya :)

      Delete

Terima kasih telah memberikan komentar yang membangun dan positif. Komentar yang berbau SARA dan negatif lainnya akan dihapus.